Friday, November 22, 2013

Jenis-jenis Karangan

1. Karangan Narasi
         
         Karangan narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang biasanya disusun menurut urutan waktu. Karangan diceritakan sedemikian rupa sahingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu. Yang termasuk karangan narasi adalah cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, biografi, dan otobiografi.

Ciri-ciri Karangan Narasi :

a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa atau pengalaman penulis.
b. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, atau berupa
    imajinasi atau gabungan keduanya.
c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian.
d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci.
e. Disajikan dalam urutan waktu yang menunjukan peristiwa awal sampai akhir atau secara kronologis.
f. Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.


2. Karangan Deskripsi

              Karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu seakan-akan pembaca mendengar, merasakan, dan melihat sendiri objek yang digambarkan.

Ciri-ciri Karangan Deskripsi :

a. Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu.
b. Bertujuan untuk menunjukan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-olah mereka
    melihat, mendengar, merasakan, dan mengalami sendiri suatu objek yang dideskripsikan.
c. Sifat penulisannya objektif, karena selalu mengambil objek tertentu yang dapat berupa tempat, manusia
    dan hal yang dipersonifikasikan.
d. Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif), impresionistis (subjektif) atau
    sikap penulis.



3. Karangan Eksposisi


            Karangan eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan, menjelaskan, dan memeberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal dengan memberikan data-data dan fakta-fakta untuk memperjelas pemaparannya.

Ciri-ciri Karangan Eksposisi :

a. Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya.
b. Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual).
c. Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak.
d. Menunjukan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada.
e. Menunjukan proses yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu.


4. Karangan Persuasi

        Karangan persuasi adalah karangan yang tujuannya membujuk atau mengajak pembaca untuk mengikuti kemauan atau ide-ide penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.

Ciri-ciri Karangan Persuasi :

a. Terdapat himbauan atau ajakan.
b. Berusaha mempengaruhi pembaca.


5. Karangan Argumentasi

           Karangan argumentasi adalah karangan yang mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis dengan disertai bukti-bukti dan fakta agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan atau pendapat tersebut benar dan terbukti.

Ciri-ciri Karangan Argumentasi :

a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang sehingga kebenaran itu diakui oleh

    pembaca.
b. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, dan gambar.
c. Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau pandangan pembaca.
d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektivitas.
e. Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita adapat menggunakan bermacam-macam pola
    pembuktian.
f. Sumber ide berasal dari pengamatan, pengalaman, dan penelitian.
g. Penutup berisi kesimpulan.

Sehingga dapat disimpulkan perbedaan karangan-karangan tersebut sebagai berikut:


Narasi
Deskripsi
Eksposisi
Persuasi
Argumentasi
Suatu Cerita
Suatu Gambaran
Suatu Paparan/Penjelasan
Suatu Bujukan/Ajakan
Suatu Pendapat Disertai Fakta

Sunday, November 10, 2013

Indonesia Negara Kaya Namun Rakyat Melarat

(Diajukan untuk tugas softskill B.Indonesia dengan pola tulisan induktif)

            Indonesia sesungguhnya adalah negara yang kaya akan sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Kekayaan sumber daya alam Indonesia meliputi kekayaan hasil hutan, kekayaan hasil laut, bahkan tambang emas, minyak bumi, gas alam, batu bara, nikel, dan lainnya cukup diperhitungkan di mata dunia. Kekayaan Indonesia membentang luas di sepanjang pulau dan provinsi beserta isinya, tradisi dan adat istiadat, kebudayaan, seni, makanan khas tiap daerah, dan lain-lain. Bahkan saking banyaknya kekayaan tersebut sampai menjadi incaran negara-negara luar.

            Sayangnya, dengan berbagai kekayaan yang melimpah tersebut Indonesia belum bisa menjadi negara yang maju. Bahkan kesejahteraan rakyat pun masih jauh dari cukup. Di negara yang kaya ini masih banyak penduduknya yang hidup miskin dan melarat. Negeri dengan kekayaan alam yang melimpah dan subur ini masih belum bisa mensejahterakan rakyatnya sendiri. Masih banyak rakyat kelaparan, tak punya tempat tinggal dan menderita gizi buruk. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor dari pemerintah Indonesia sendiri. Pemerintah belum mampu mengelola dan memanfaatkan segala kekayaan yang ada di tanah air ini secara optimal.

            Meskipun dalam undang-undang pasal 33 disebutkan “Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”, namun kenyataannya hal tersebut belum berjalan dengan baik. Kenyataannya, sekarang ini masih banyak rakyat yang merasa dirugikan atau kurang diperlakukan dengan adil. Padahal seharusnya dengan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, setiap rakyat berhak memperoleh kesejahteraan dalam hal kebutuhan air bersih, bahan bakar, dan sumber daya alam lainnya. Seharusnya rakyat tidak perlu kesulitan untuk memperoleh hal tersebut mengingat negara Indonesia kaya akan unsur-unsur alam tersebut. Namun, mengapa untuk memperoleh air bersih saja rakyat harus mengeluarkan biaya yang cukup besar, begitu pula bahan bakar yang harganya terus meningkat. Apakah semua ini mencerminkan negara yang kaya akan sumber daya alam?

            Mungkin jawaban dari semua ini bisa dilihat dari banyaknya kasus korupsi yang dilakukan oleh para pejabat tinggi yang menangani urusan-urusan tersebut. Mereka hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa melihat penderitaan yang dialami oleh rakyat kecil. Seharusnya mereka melihat betapa sulitnya pedagang kecil memperoleh bahan bakar untuk kepeluan perdagangannya karena harga minyak yang mahal. Kemudian para petani kecil yang kesusahan dalam biaya produksi untuk panen yang tinggi sementara mereka harus menjual hasil panennya dengan harga yang murah untuk dapat bersaing dengan para pengusaha pertanian besar. Dan masih banyak lagi permasalahan yang pada akhirnya membuat perekonomian di Indonesia menjadi terpuruk.


            Kurangnya kesadaran dan optimalisasi pemerintah dalam mengelola kekayaan negara inilah yang mengakibatkan kondisi ekonomi Indonesia kurang baik. Memang awalnya dari hal kecil, namun hal kecil tersebut lama kelamaan akan menjadi masalah besar. Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia pun tidak dapat dikelola dan difungsikan dengan baik dan bahkan diselewengkan oleh para pejabat yang tidak bertanggung jawab yaitu dalam bentuk korupsi. Jadilah Indonesia sebagai negara “kaya” namun rakyat “melarat”.

Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan Melemahnya Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS

(diajukan untuk tugas softskill B.Indonesia dengan pola tulisan deduktif)

           Sungguh tidak bisa dihindari oleh Indonesia, sebagai negara yang besar tentunya memiliki banyak permasalahan yang harus dihadapi. Seperti baru-baru ini, Indonesia dihadapi dengan masalah melambatnya pertumbuhan ekonomi dan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Rilis terbaru yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) terkait laju pertumbuhan ekonomi triwulan III-2013, sudah sesuai perkiraan Bank Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2013 tercatat 5,62% melambat dibandingkan triwulan II-2013 sebesar 5,83 persen.

Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Peter Jacobs menjelaskan, perlambatan pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari belum kuatnya investasi akibat menurunnya pertumbuhan investasi bangunan dan masih lemahnya investasi non-bangunan.

Bank Indonesia memandang wajar perlambatan ekonomi nasional. Sebab, ini salah satu risiko kebijakan stabilisasi yang dilakukan oleh pemerintah dan Bank Indonesia agar ekonomi bisa lebih sehat dan seimbang.

Ekonom BNI Ryan Kiryanto menilai, pemerintah sengaja memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini. Hal tersebut untuk menekan inflasi dan neraca transaksi berjalan agar tidak terperosok lagi mengelami defisit.

"Perlambatan ekonomi ini sesungguhnya direncanakan. Bahasa medisnya, kita memasuki masa detoksifikasi dimana kolesterol jahat seperti inflasi dan defisit transaksi berjalan, kita bereskan," kata Ryan saat diskusi di kantor Kementerian Perekonomian Jakarta, Rabu (25/9/2013).

      Sejauh ini detoksifikasi masalah perekonomian Indonesia belum selesai seperti rupiah yang masih tertekan dan indikasi makro ekonomi yang juga mengalami pelemahan. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mengalami pelemahan 0,13 persen menjadi Rp 11.488 per dollar AS dibanding perdagangan kemarin. Sementara secara bulanan mengalami kenaikan 0,7 persen dan secara kalender mengalami pelemahan 16,8.

     Melemahnya nilai tukar rupiah disebabkan karena penawaran atasnya tinggi sementara permintaan atasnya rendah. Kenapa demikian? Setidaknya ada dua faktor. Pertama, keluarnya sejumlah besar investasi portofolio asing dari Indonesia. Dalam proses ini, investor menukar rupiah dengan mata uang negara lain untuk di investasikan di negara lain sehingga terjadi peningkatan penawaran atas rupiah.

Keluarnya investor asing dari Indonesia disebabkan karena rencana The Fed (Bank Sentral AS) untuk mengurangi Quantitative Easing (QE). Rencana ini dinyatakan oleh ketua The Fed, Ben Bernanke di depan Kongres AS pada 22 Mei 2013. Tidak lama setelah itu, mata uang di beberapa negara emerging markets (termasuk Indonesia) anjlok. Yang dimaksud dengan QE disini adalah program The Fed  untuk mencetak uang dan membeli obligasi atau aset-aset finansial lainnya dari bank-bank di AS. Program ini dilakukan untuk menyuntik uang ke bank-bank di AS demi pemulihan diri pasca-krisis finansial tahun 2008. Rencana pengurangan QE menjadikan nilai tukar obligasi dan aset-aset finansila lain di AS meningkat. Inilah ekspektasi para investor portofolio yang mengeluarkan modalnya dari negara-negara emerging markets. Mereka melihat bahwa investasi portofolio di AS lebih menguntungkan daripada di negara-negara emerging markets.

Faktor kedua yang menyebabkan penawaran tinggi dan permintaan rendah atas rupiah adalah neraca perdagangan Indonesia yang defisit. Artinya, ekspor lebih kecil daripada impor.defisit neraca perdagangan Indonesia selama Januari-Juli 2013 adalah -5,65 miliar Dollar AS. Sektor non-migas sebenarnya mengalami surplus 1,99 miliar Dollar AS. Namun, surplus di sektor non-migas tidak bisa mengimbangib defisit yang sangat besar di sektor migas, yakni sebesar -7,64 miliar Dollar AS. Karena selama Januari-Juli 2013, impor Indonesia lebih besar daripada ekspornya, maka situasi ini telah melemahkan nilai tukar rupiah.

Sumber :
http://indoprogress.com/krisis-mata-uang-rupiah-2013-penyebab-dan-dampak-nya/

Saturday, October 26, 2013

ISTILAH-ISTILAH AKUNTANSI

A
1.      Account (Perkiraan)                                        : Suatu sarana yang digunakan untuk
 mencatat transaksi-transaksi yang
 dilakukan oleh perusahaan.

2.      Account Payable (Utang Dagang)                  : Utang yang berasal dari pembelian
 barang atau jasa secara kredit.

3.      Account Payable Ledger (Buku Utang)        : Kumpulan dari kartu hutang.

4.      Account Receivable (Piutang Dagang)          : Piutang yang berasal dari penjualan
 barang atau jasa secara kredit.

5.      Account Receivable Subsidiary Ledger         : Kadang-kadang disebut buku tambahan
(Buku Piutang)                                                   piutang atau kumpulan dari kartu
  piutang.

6.      Accounting (Akuntansi)                                  : Suatu seni dalam  mencatat,
 menggolongkan, mengikhtisarkan serta
 menafsirkan transaksi-transaksi
 finansial yang dilakukan oleh
 perusahaan.

7.      Accounting Cycle (Siklus Akuntansi)            : Tahap-tahap kegiatan dalam proses
 pencatatan dan pelaporan akuntansi,
 mulai dari terjadinya transaksi sampai
 dengan dibuatnya laporan keuangan.

8.      Accounting Equation (Persamaan                 : Hubungan antara aktiva, kewajiban dan
Akuntansi)                                                         modal yang dinyatakan dalam suatu
 persamaan di mana : aktiva =
 kewajiban + modal.

9.      Accrued Expenses (By. Masih Harus            : Biaya-biaya yang sudah merupakan
  beban walaupun hutang yang
  bersangkutan belum saatnya merupakan
  kewajiban.

10.  Accrued Revenues (Pendapatan Masih         : Pendapatan yang sebetulnya telah 
      Harus Diterima)                                                 dihasilkan tetapi uangnya belum
  Diterima.

11.  Accumulated Depletion (Akm. Deplesi)         : Penyusutan atas harta-harta berupa
  kekayaan alam, seperti : tambang
  batubara, tambang timah, tambang
  emas dan lain-lain.

12.  Accumulated Depreciation (Akumulasi         : Perkiraan yang digunakan untuk
      Penyusutan)                                                       mencatat secara akumulatif
 pembebanan biaya yang diakibatkan
 oleh pemakaian aktiva tetap.

13.  Adjusted Balance (Saldo Disesuaikan)          : Saldo yang telah disesuaikan dengan
  pos-pos rekonsiliasi.

14.  Adjusting Journal Entry (Ayat Jurnal            : Ayat jurnal yang biasanya dibuat pada
Penyesuaian)                                                      akhir suatu periode akuntansi untuk
  mengoreksi perkiraan-perkiraan tertentu
  sehingga mencerminkan keadaan
  aktiva, kewajiban, pendapatan, biaya,
  dan modal yang sebenarnya.

15.  Adjusted Trial Balance (Neraca Saldo          : Neraca saldo yang telah disesuaikan
Disesuaikan)                                                     dengan jurnal penyesuaian.

16.  Advances (Uang Muka)                                  : Pengeluaran-pengeluaran yang
 dimaksudkan sebagai uang muka atas
 perolehan suatu aktiva.

17.  Aged Receivable (daftar Umur Piutang)       : Daftar saldo piutang pada saat tertentu
 yang dikelompokkan menurut golongan
 umur.

18.  Allowance for Doubtful Debt (Penyisihan    : Bagian dari piutang yang diperkirakan
      Piutang Tak trtagih)                                         tidak akan dapat ditagih dan untuk
kemungkinan kerugian yang
disebabkan olehnya telah dibebankan
sebagai biaya.

19.  Annuity (Anuitas)                                            : Suatu rangkaian pembayaran atau
  penerimaan secara cicilan yang pada
  umumnya sama besarnya serta
  dibayarkan setiap masa tertentu dan
  masing-masing jumlahnya terdiri dari
  bagian pokok pinjaman serta bunganya.

20.  Asset (Aktiva)                                                   : Kekayaan yang dimiliki perusahaan
  atau sumber daya (resources) bagi
  perusahaan untuk melakukan usaha.

21.  Average (Rata-rata)                                        : Penetapan harga pokok persediaan di
  mana dianggap bahwa harga pokok
  rata-rata dari barang yang tersedia
  dijual akan digunakan untuk menilai
  harga pokok barang yang dijual dan
  yang terdapat dalam persediaan.
B
22.  Bad debt Expenses (By. Piutang Tak             : Biaya yang berhubungan dengan tidak
Tertagih)                                                             tertagihnya piutang.

23.  Balance Sheet (Neraca)                                   : Laporan keuangan yang dapat memberi
  informasi tentang sumber-sumber daya
  yang dimiliki perusahaan dan sumber
  pembelanjaan untuk memperolehnya.
  Laporan ini menyajikan posisi
  keuangan perusahaan.

24.  Bank                                                                 : Lembaga keuangan yang salah satu
  usahanya adalah memberikan pinjaman
  kepada perusahaan.

25.  Bank Reconsiliation (Rekonsiliasi Bank)      : Membandingkan saldo buku dengan
  saldo bank dan menjelaskan perbedaan
  yang terjadi.

26.  Bank Statement (Laporan Rek. Koran)        : Catatan yang dibuat oleh bank untuk
  setoran yang diterima dan penarikan
  yang dilakukan serta saldo awal dan
  saldo akhir dari rekening koran
  nasabah. Pada umumnya, bank akan
  mengirimkan tembusan dari catatan ini
  kepada nasabahnya pada tiap-tiap akhir
  bulan.

27.  Book Keeping (Pembukuan)                          : Pencatatan data perusahaan dengan
 cara tertentu
C
28.  Capital (Modal)                                              : Sumber pembelanjaan perusahaan yang
 berasal dari pemilik

29.  Cash (Kas)                                                      : Uang dalam bentuk tunai maupun
 rekening bank yang dipunyai
 perusahaan yang sifatnya sangat liquid.

30.  Cash Disbursement Journal (Buku               : Buku harian yang khusus digunakan
Pengeluaran Kas)                                             untuk mencatat semua pengeluaran
uang termasuk pembelian barang
dagang secara tunai.

31.  Cash Discount (Potongan Tunai)                   : Potongan harga yang diberikan apabila
 pembayaran dilakukan lebih cepat dari
 jangka waktu kredit.

32.  Cash Receipt Journal (B. Penerimaan Kas) : Buku harian yang digunakan khusus
 untuk mencatat semua penerimaan uang
 termasuk penjualan tunai.

33.  Chart of Account (Bagan Perkiraan)            : Daftar perkiraan yang ada dalam
perusahaan lengkap dengan nama dan
nomor kode perkiraannya.

34.  Classifying of Transaction (Penggolongan    : Transaksi-transaksi yang mempunyai
Transaksi)                                                          sifat sama dilaporkan dalam satu
  kesatuan.

35.  Closing Entry (Ayat Jurnal Penutup)           : Ayat jurnal untuk menolkan saldo
perkiraan-perkiraan sementara
(nominal) yang dilakukan apabila akan
dimulai pencatatan data akuntansi
periode berikutnya

36.  Compound Journal Entry (Ayat Jurnal        : Ayat jurnal yang terdiri dari dua atau
Gabungan)                                                        lebih perkiraan yang harus didebit atau
                                                                          dikredit.

37.  Controlling Account (Akun Pengendali)       : Perkiraan dalam buku besar yang
mempunyai rincian dalam buku besar
tambahan.

38.  Corporation (Perseroan Terbatas)                : Perusahaan yang merupakan badan
 hukum terpisah yang dibentuk
 berdasarkan hukum di mana
 pemilikannya dibagi dalam  saham
 saham.

39.  Correction Entries (Ayat Jurnal Koreksi)    : Ayat jurnal yang dibuat untuk
 mengoreksi ayat jurnal lain yang dibuat
 sebelumnya.

40.  Cost Freight and Insurance (CIF)                 : Syarat penjualan dimana penjual
 menanggung biaya pengiriman dan
 asuransi terhadap kerugian atas barang
 yang bersangkutan.

41.  Cost of Goods Sold (HPP)                              : Harga beli (perolehan) dari barang yang
 dijual.

42.  Credit (Kredit)                                                 : Sisi sebelah kanan perkiraan.

43.  Credit Balance (Saldo Kredit)                        : Saldo suatu perkiraan di mana jumlah
  sisi kredit lebih besar daripada jumlah
  sisi debit.

44.  Credit Memorandum (Nota kredit)               : Dokumen untuk memberitahu debitur
 bahwa perkiraannya telah dikredit  
 sejumlah tertentu.

45.  Credit Term (Syarat Pembayaran)                : Persetujuan antara pembeli dan penjual
 mengenai cara dan jangka waktu
 pembayaran suatu transaksi jual beli.

46.  Creditor (Kreditur)                                         : Pihak-pihak yang memberikan
 pinjaman kepada perusahaan.

47.  Current Assets (Harta Lancar)                      : Bagian harta-harta yang dimiliki oleh
 perusahaan, yang perputarannya kurang
 dari satu tahun.
D
48.  Debet (Debit)                                                   : Sisi sebelah kiri perkiraan

49.  Debit Balance (Saldo debit)                            : Saldo suatu perkiraan di mana jumlah
  sisi debit lebih besar daripada jumlah
  sisi kredit.

50.  Debit Memorandum (Nota Debit)                  : Dokumen yang memberitahu kreditur
  bahwa perkiraannya telah didebit
  dengan jumlah tertentu.

51.  Deposit Slip (Slip Deposit)                               : Bukti penerimaan yang dibuat oleh
  bank untuk setoran-setoran yang
  diterima dari nasabah.

52.  Depreciation (Penyusutan)                              : Proses pembebanan biaya yang
  disebabkan oleh pemakaian aktiva
  tetap, seperti misalnya peralatan.

53.  Depreciation Expenses (By. Penyusutan)      : Biaya yang timbul karena pemakaian
  aktiva tetap berwujud.

54.  Direct Material (Bahan Baku Langsung)      : Bahan mentah yang langsung
 digunakan dalam suatu proses produksi
 yang dihasilkan oleh perusahaan.

55.  Direct Write-Off Method (Metode                 : Suatu cara di mana pencatatan kerugian
Penghapusan Langsung)                                    yang timbul dari tidak tertagihnya
  piutang dilakukan pada saat piutang
  yang bersangkutan diputuskan untuk
  dihapuskan.

56.  Drawing (Prive)                                               : Perkiraan yang digunakan untuk
  mencatat pengambilan aktiva
  perusahaan yang dilakukan oleh
  pemilik.
E
57.  Equipment (Peralatan)                                    : Salah satu bentuk aktiva dalam
  perusahaan yang biasanya bernilai
  cukup besar dan digunakan untuk
  menjalankan kegiatan perusahaan.

58.  Expenses (Biaya / Beban)                              : Penurunan dalam modal pemilik,
  biasanya melalui pengeluaran uang atau
  penggunaan aktiva, yang terjadi
  sehubungan dengan usaha untuk
  memperoleh pendapatan.
F
59.  FIFO (First In First Out)                                : Metode penetapan harga pokok
  persediaan di mana dianggap bahwa
  barang-barang yang terdahulu dibeli
  akan merupakan barang yang dijual
  pertama kali. Dalam metode ini
  persediaan akhir dinilai dengan harga
  pokok pembelian yang paling akhir.

60.  Financiaal Statement (Lap. Keuangan)         : Laporan yang dirancang untuk para
  pembuat laporan keuangan, terutama
  pihak-pihak diluar perusahaan,
  mengenai posisi laporan keuangan dan
  hasil usaha perusahaan.

61.  Finished Goods (Barang Jadi)                        : Barang-barang yang sudah selesai
  diproses dalam suatu proses produksi
  dan sudah siap dipasarkan.

62.   Fixed Asset (Aktiva Tetap)                            : Aktiva bernilai besar yang sifatnya
  tetap atau  permanen yang masa
  manfaatnya lebih dari satu tahun,
  digunakan dalam kegiatan perusahaan
  dan tidak dijual kembali dalam kegiatan
  normal.

63.  Four Column Account (Perkiraan Empat       : Salah satu bentuk perkiraan di mana
Kolom)                                                                terdapat kolom yang menunjukkan
  saldo perkiraan tersebut pada akhir
  setiap transaksi.

64.  Freight In (By. Angkut Pembelian)               : Biaya-biaya pengangkutan yang
 dikeluarkan pada waktu melakukan
 pembelian barang dagang.
G
65.  General and Administrative Exp. (Biaya      : Biaya-biaya yang terjadi dalam
Umum dan Administrasi)                                   hubungannya dengan kegiatan
  perusahaan secara keseluruhan
  (administrstif) dan biaya-biaya yang
  bersifat umum yang tidak dapat
  diidentifikasikan ke dalam kegiatan
  spesifik seperti misalnya produksi atau
  penjualan.

66.  General Journal (Jurnal Umum)                   : Buku harian yang digunakan untuk
  mencatat transaksi-transaksi yang tidak
  dapat dimasukkan dalam salah satu
  buku harian khusus.

67.  General Ledger (Buku Besar)                       : Kumpulan dari perkiraan-perkiraan
  yang saling berhubungan dan
  merupakan suatu kesatuan tersendiri.

68.  Gross Profit (Laba Bruto)                              : Penjualan bersih dikurangi harga pokok
  penjualan.

69.  Gross Profit Method (Metode L. Bruto)       : Metode penetapan harga pokok
  persediaan secara taksiran yang
  didasarkan atas hubungan, yang
  terdapat dalam periode yang lalu, antara
  laba bruto dengan harga jual.
I
70.  Income for Operation (Laba Usaha)             : Laba yang diperoleh semata-mata dari
  kegiatan utama perusahaan.

71.  Income Statement (Perhitungan L/R)            : Ikhtisar pendapatan dan biaya suatu
  perusahaanuntuk suatu jangka waktu
  tertentu. Perhitungan rugi laba
  menunjukkan hasil usaha suatu
  perusahaan dalam jangka waktu tertentu.

72.  Income Summary (Ikhtisar L/R)                    : Perkiraan yang digunakan untuk
  menutup perkiraan pendapatan dan 
  biaya.

73.  Information System (Sistem Informasi)         : Kesatuan dari bagian-bagian atau tahap
  pelaksanaan dalam akuntansi agar dapat
  menghasilkan informasi tertentu yang
  diinginkan.

74.  Interest Expenses (Biaya Bunga)                   : Biaya yang timbul karena pinjaman
  uang.

75.  Interest Payable (Utang Bunga)                     : Hutang kepada kreditur sebagai
  imbalan atas pemakaian uang yang
  dipinjamkan kepada perusahaan.

76.  Interim Financial Statement (Laporan          : Laporan yang dikeluarkan untuk
      Keuangan Iterim)                                               periode lebih pendek dari periode
  tahunan yang reguler.

77.  Inventory Costing (Penetapan harga             : Menentukan nilai harga pokok
Pokok Persediaan)                                             persediaan yang ada pada suatu saat
  Tertentu.

78.  Inventory Subsidiary Ledger (Buku              : Kadang-kadang disebut buku stok
Persediaan)                                                         atau kumpulan dari kartu persediaan.
J
79.  Joint Cost (Biaya Bersama)                            : Suatu biaya yang dikeluarkan untuk
  dua macam produk atau lebih yang
  berlainan.

80.  Journal (Jurnal)                                               : Formulir khusus yang digunakan untuk
  mencatat secara kronologis transaksi
  transaksi yang terjadi dalam perusahaan
  menurut nama perkiraan dan jumlah
  yang harus didebit dan dikredit.

81.  Journal Entry (Ayat Jurnal)                          : Penyajian suatu transaksi ke dalam
  nama perkiraan dan jumlah yang harus
  didebit dan dikredit.
L
82.  Liabilities (Utang)                                            : Kewajiban yang harus dibayar atau
  sumber pembiyaan perusahaan yang
  berasal dari kreditur.

83.  LIFO (Last In First Out)                                 : Metode penetapan harga pokok
  persediaan di mana dianggap bahwa
  barang-barang yang paling akhir dibeli
  akan merupakan barang yang pertama
  kali dijual. Dalam metode ini,
  persediaan akhir akan dinilai dengan
  harga pokok pembelian yang terdahulu.

84.  Lower of Cost or Market                                : Penilaian persediaan di mana
  persediaan dilaporkan pada harga yang
  terendah antara harga pokok dan harga
  pasar (nilai gantinya).
M
85.  Management                                                    : Sekelompok orang yang diberi
  tanggung jawab untuk mengelola
  kegiatan perusahaan.

86.  Manufacturing Firm (Perusahaan                 : Perusahaan yang kegiatannya mengolah
Manufaktur)                                                      bahan baku menjadi barang jadi dan
 kemudian menjual barang jadi tersebut.

87.  Market Value (Harga Pasar)                          : Harga untuk mengganti barang yang
  bersangkutan pada tanggal persediaan.

88.  Marketable Securities (Surat Berharga)       : Saham atau surat-surat berharga lain
  yang mempunyai pasaran sehingga
  dapat diperjualbelikan dengan segera
  dan yang dimiliki perusahaan tidak
  dengan maksud untuk investasi jangka
  panjang.

89.  Merchandise Available for Sale                     : Harga beli (perolehan)dari persediaan
(Persediaan Tersedia Dijual)                            barang dagang di awal periode
 ditambah pembelian bersih selama
 periode yang bersangkutan.

90.  Merchandising Firm (Perusahaan                 : Perusahaan yang kegiatannya membeli
Dagang)                                                             barang jadi dan menjualnya kembali
 tanpa melakukan pengolahan lagi.

91.  Merchandise Inventory (Persediaan)            : Persediaan barang dagang yang ada
  pada suatu saat tertentu (awal atau
  akhir periode akuntansi).

92.  Miscellaneous Expenses (By. Serba-serbi)     : Biaya yang terdiri dari bermacam
  macam transaksi yang jumlahnya kecil,
  tidak sering terjadi dan tidak
  tertampung dalam satu perkiraan biaya
  yang ada.
N
93.  Net Income (Laba Bersih)                               : Selisih lebih pendapatan atas biaya
  biaya yang dibebankan dan yang
  merupakan kenaikan bersih atas modal
  yang berasal dari kegiatan usaha.

94.  Net Loss (Rugi Bersih)                                    : Kebalikan dari laba bersih.

95.  Net Sales (Penjualan Bersih)                           : Penjualan (pada nilai faktur) dikurangi
  dengan pengembalian, pengurangan
  harga, biaya transpor yang dibayar
  untuk langganan dan potongan
  penjualan yang diambil.

96.  Non Operating Expenses (Biaya Non            : Biaya-biaya yang merupakan beban
Operasional)                                                       perusahaan yang tidak mempunyai
  hubungan langsung dengan kegiatan
  pokok yang dilakukan perusahaan.

97.  Normal Balance (Saldo Normal)                    : Saldo debit atau kredit yang biasanya
  akan terdapat pada perkiraan tertentu.

98.  Notes Receivable (Wesel Tagih)                   : Janji tertulis yang diberikan oleh
  penarik wesel untuk membayar
  sejumlah tertentu pada saat diminta atau
  pada tanggal tertentu.

O
99.  Operating Expenses (By. Operasional)          : Biaya-biaya yang harus dikeluarkan
  oleh perusahaan, sehubungan dengan
  operasi atau kegiatan yang dilakukan
  oleh perusahaan.

100.   Other Expenses (By. Lain-lain)                    : Biaya-biaya yang tidak berhubungan
  dengan kegiatan utama perusahaan.

101.   Other Income (Pendapatan Lain-lain)         : Pendapatan yang bukan berasal dari
 kegiatan utama perusahaan.

102.   Other Receivable (Piutang Lain-lain)          : Piutang di luar piutang dagang.

P
103.   Partnership (Persekutuan)                           : Perusahaan yang dimiliki oleh dua
  orang atau lebih menurut suatu
  perjanjian yang dilakukan diantara
  mereka.

104.   Perfectual Method (Metode Perpetual)       : Sistem pencatatan persediaan di mana
  harga pokok penjualan dan persediaan
  ditetapkan setiap kali terjadi transaksi
  dalam persediaan.

105.   Periodic M ethod (Metode Periodik)           : Sistem pencatatan dalam persediaan di
  mana harga pokok penjualan dan
  persediaan ditetapkan secara berkala
  melalui penghitungan fisik terhadap
  persediaan yang ada.

106.   Petty Cash (Kas Kecil)                                  : Sejumlah uang tunai tertentu yang
  disisihkan dalam perusahaan dan
  digunakan untuk melayani pengeluaran
  pengeluaran tertentu yang nilainya
  relatif kecil.

107.   Petty Cash Voucher (Bukti Kas Kecil)       : Bukti tertulis yang menunjukkan
  jumlah dan rincian pengeluaran melalui
  dana kas kecil.

108.   Post Closing Trial Balance (Neraca Saldo  : Neraca saldo yang dibuat setelah semua
Penutup)                                                          perkiraan nominal ditutup.

109.   Posting (Pemindahbukuan ke Buku Besar) : Prosedur pemindahan data dari jurnal
  ke perkiraan-perkiraan yang
  bersangkutan di buku besar.

110.   Prepaid Expenses (By. Dibayar Dimuka)   : Pengeluaran-pengeluaran untuk barang
  dan jasa yang akan digunakan atau
  memberi manfaat di masa mendatang.

111.   Prepayments (Pembayaran Dimuka)          : Istilah umum untuk biaya dibayar di
  muka dan uang muka secara bersama
  sama.

112.   Proprietosip (Perusahaan Perseorangan)   : Perusahaan yang dimiliki seluruhnya
  oleh perseorangan.

113.   Public Accountant (Akuntan Publik)          : Seorang Akuntan yang memberikan
  jasa akuntansinya kepada perusahaan
 dengan bayaran tertentu. Akuntan publik
  ini mendapatkan  izin dari pemerintah
  untuk melakukan praktek sebagai
  akuntan swasta dan dia merupakan
  akuntan profesional.

114.   Purchase (Pembalian)                                   : Perkiraan yang digunakan untuk
  mencatat semua pembelian barang
  dagang dalam suatu periode.

115.   Purchase Discount (Potongan Pembelian)  : Potongan terhadap harga pembelian
  apabila pembayaran dilakukan lebih
  cepat dari jangka waktu kredit.

116.   Purchase Journal (Buku Pembelian)          : Buku harian yang khusus digunakan
  untuk mencatat pembelian barang
  dagang secara kredit.

117.   Purchases Return and Allowance (Retur   : Pengembalian atau pengurangan harga
Pembelian dan Pengurangan Harga)              atas barang-barang yang telah dibeli .

R
118.   Raw Materials (Bahan Baku)                      : Bahan yang langsung digunakan untuk
  diolah, sehingga bahan tersebut
  nantinya akan menjadi barang jadi yang
  merupakan produk dari perusahaan.

119.   Real Account (Perkiraan Rill)                     : Perkiraan-perkiraan yang saldonya
  dibawa terus menerus dari satu periode
  ke periode yang lain. Perkiraan
  perkiraan neraca termasuk dalam
  kelompok ini.

120.   Receivable Written Off (Piutang                 : Piutang kepada debitur tertentu yang
Dihapuskan)                                                    dinyatakan tidak dapat ditagih oleh
  karena itu dikeluarkan dari catatan
  perusahaan.

121.   Reconciling Items (Pos-pos Rekonsiliasi)    : Pos-pos yang menjelaskan perbedaan
  antara dua angka (saldo) yang berasal
  dari sumber berbeda dalam proses
  rekonsiliasi.

122.   Rent Expenses (Biaya Sewa)                       : Biaya yang timbul karena pemakaian
  sewa.

123.   Retail Method (Metode Eceran)                  : Metode penetapan harga pokok
  persediaan secara taksiran yang
  didasarkan atas hubungan, yang
  terdapat dalam tahun berjalan, antara
  harga pokok dengan harga jual.

124.   Retained Earnings (Laba Ditahan)             : Laba yang belum dibagikan.

125.   Retained Earnings Statements (Laporan    : Laporan yang menunjukkan rincian
         Perubahan Laba Ditahan)                              perubahan saldo laba ditahan dari awal
 sampai akhir periode akuntansi.
126.   Revenue (Pendapatan)                                 : Jumlah yang dibebankan kepada
  langganan untuk barang dan jasa yang
  dijual. Pendapatan dapat juga
  didefinisikan sebagai kenaikan bruto
  dalam modal (biasanya melalui
  diterimanya suatu aktiva dari
  langganan) yang berasal dari barang
  dan jasa yang dijual.

127.   Reversing Entries (Ayat Jurnal Pembalik) : Ayat jurnal yang dibuat (biasanya pada
  awal periode akuntansi) untuk
  membalik ayat jurnal penyesuaian yang
  dibuat sebelumnya.
S
128.   Salaries (Biaya Gaji)                                     : Biaya yang berasal dari pemakaian jasa
  karyawan atau buruh yang dipekerjakan
  dalam perusahaan.

129.   Salaries Payable (Utang Gaji)                      : Hutang untuk gaji yang jasanya telah
  dipakai tetapi belum dibayar.

130.   Sales Discount (Potongan Penjualan)          : Potongan terhadap harga penjualan
  apabila pembayaran dilakukan lebih
  cepat dari jangka waktu kredit.

131.   Sales Expenses (Biaya penjualan)                : Biaya-biaya yang terjadi dalam
  hubungannya dengan kegiatan menjual
  dan memasarkan barang.

132.   Sales Journal (Buku Penjualan)                  : Buku harian yang digunakan khusus
  untuk mencatat penjualan barang
  dagang secara kredit.

133.   Sales Return and Allowances (Retur          : Penerimaan kembali atau pengurangan
Penjualan dan Pengurangan Harga)               harga atas barang-barang yang telah
  dijual.

134.   Schedule of  Receivable (Daftar Piutang)   : Daftar yang memuat saldo piutang
  kepada  tiap-tiap langganan (debitur)
  pada suatu saat tertentu.

135.   Service Firm (Perusahaan Jasa)                  : Perusahaan yang kegiatannya menjual
  jasa-jasa.

136.   Special Journal (Jurnal Khusus)                 : Buku harian (jurnal) yang dirancang
  untuk mencatat suatu transaksi (atau
  beberapa transaksi) tertentu.

137.   Special Ledger (Buku Besar  Khusus)        : Buku Besar tambahan yang dirancang
  untuk mengumpulkan informasi lebih
  rinci guna mendukung informasi yang
  terdapat pada salah satu perkiraan di
  buku besar.

138.   Statement of Owner’s Equity (Laporan     : Iktisar tentang perubahan modal suatu
Perubahan Modal)                                          perusahaan yang terjadi selama jangka
  waktu tertentu.

139.   Stock Exchange (Bursa Efek)                      : Tempat di mana surat-surat berharga
  seperti saham dan obligasi
  diperdagangkan.

140.   Supplies (Perlengkapan)                               : Salah satu bentuk aktiva dalam
  perusahaan yang dari bahan pembantu

141.   Supplies Expenses (Biaya Perlengkapan)   : Biaya yang timbul karena pemakaian
  perlengkapan (bahan pembantu).
T
142.   Temporary Account (Akun  Nominal)        : Perkiraan-perkiraan yang hanya
 digunakan untuk mencatat transaksi
  selama periode tertentu yang secara
  berkala dipindahkan ke perkiraan
  modal. Perkiraan pendapatan, biaya dan
  prive termasuk dalam kelompok ini.

143.   Trade Discount (Potongan Perdagangan)  : Potongan harga yang disebabkan oleh
  perbedaan cara atau kondisi penjualan.

144.   Transaction (Transaksi)                               : Kejadian atau situasi yang
  mempengaruhi posisi keuangan
  perusahaan dan oleh karena itu harus
  dicatat.

145.   Trial Balance (Neraca Saldo)                       : Daftar saldo perkiraan-perkiraan yang
  ada dalam buku besar perusahaan pada
  suatu saat tertentu.

146.   Two Column Account (Perkiraan Dua       : Salah satu bentuk perkiraan di mana
Kolom)                                                             sisi debit diletakkan terpisah dengan
  sisi kredit

U
147.   Un-earned Revenues (Pendapatan             : Uang muka untuk pendapatan yang
Diterima Dimuka)                                           belum dihasilkan.

V
148.   Voucher                                                         : Bukti tertulis mengenai persetujuan
  untuk mengeluarkan uang.

149.   Voucher Register (Buku Voucher)              : Jurnal khusus yang digunakan untuk
  mencatat semua voucher yang
  dikeluarkan.

W
150.   Work Sheet (Neraca Lajur)                         : Kertas berkolom yang digunakan
  sebagai kertas kerja untuk menyusun

  laporan keuangan.